Profil Desa Kedungsukun
Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungsukun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Terletak di jantung Adiwerna, Tegal, Desa Kedungsukun adalah pusat strategis dan basis perantau pengusaha Warteg. Didukung semangat wirausaha tinggi, potensi utamanya ada di sektor UMKM dan jasa yang terus berkembang pesat di kalangan warganya.
-
Pusat Diaspora Warteg
Desa ini dikenal sebagai salah satu lumbung utama pengusaha Warteg yang merantau dan sukses di berbagai kota besar, menjadi tulang punggung ekonomi bagi banyak keluarga di desa.
-
Lokasi Strategis
Terletak di jantung Kecamatan Adiwerna, Kedungsukun menjadi jalur perlintasan vital yang ramai dan mudah diakses, mendukung kegiatan ekonomi dan sosial warganya.
-
Potensi UMKM Lokal
Selain fenomena Warteg, desa ini memiliki potensi produk unggulan seperti "Krupuk Tutup Cepon" dan sektor jasa lainnya yang menunjukkan adanya semangat wirausaha di tingkat lokal.

Desa Kedungsukun, sebuah wilayah strategis di pusat Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, menampilkan wajah desa yang dinamis dan berdaya. Dikenal luas sebagai salah satu kantong utama perantau pengusaha Warung Tegal (Warteg), desa ini menunjukkan geliat ekonomi yang ditopang oleh sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta semangat kewirausahaan warganya. Letaknya yang vital menjadikan Kedungsukun sebagai perlintasan utama yang ramai, menghubungkan desa-desa penyangga dengan pusat perekonomian di sekitarnya.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Kedungsukun terletak pada koordinat 6°56′6″S 109°5′45″E. Posisinya yang berada di tengah Kecamatan Adiwerna menjadikannya kawasan yang tidak pernah sepi dari lalu lintas masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal dalam publikasi "Kecamatan Adiwerna dalam Angka 2023", Desa Kedungsukun memiliki luas wilayah 0,897 kilometer persegi atau setara dengan 89,7 hektare.
Wilayah administratifnya berbatasan langsung dengan desa-desa lain di dalam Kecamatan Adiwerna, yang memperkuat perannya sebagai simpul penghubung. Batas-batas wilayah Desa Kedungsukun meliputi:
Sebelah Utara: Desa Adiwerna dan Desa Tembok Banjaran
Sebelah Timur: Desa Pagiyanten dan Desa Penarukan
Sebelah Selatan: Desa Lumingser dan Desa Pedeslohor
Sebelah Barat: Desa Ujungrusi dan Desa Pesarean
Pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Kedungsukun tercatat sebanyak 2.581 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 1.325 laki-laki dan 1.256 perempuan. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 2.877 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi dan menandakan sebuah kawasan permukiman yang hidup dan berkembang.
Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
Roda pemerintahan di Desa Kedungsukun dijalankan oleh struktur pemerintah desa yang solid dan aktif. Merujuk pada data BPS Kabupaten Tegal tahun 2023, Pemerintahan Desa Kedungsukun dipimpin oleh Kepala Desa, Sri Hestuti, B.Sc., dengan didampingi oleh Sekretaris Desa, Suharjo, S.Pd. Kinerja pemerintahan desa menjadi faktor penting dalam mengarahkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagai bukti adanya kesadaran akan partisipasi publik dan demokrasi, pada tahun 2021, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tegal meluncurkan Desa Kedungsukun sebagai salah satu "Desa Pengawasan". Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawasi proses pemilu, serta menumbuhkan kesadaran anti-politik uang. Hal ini mengindikasikan adanya modal sosial yang kuat dan tingkat kesadaran politik warga yang baik.
Selain lembaga pemerintahan formal, di desa ini juga terdapat lembaga kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, dan Karang Taruna. Meskipun detail spesifik kegiatan mereka secara daring terbatas, keberadaan lembaga-lembaga ini menjadi wadah bagi partisipasi warga dalam berbagai program pembangunan, sosial, dan keagamaan di tingkat desa.
Potensi Ekonomi dan Kewirausahaan
Perekonomian Desa Kedungsukun memiliki karakteristik yang unik, dengan diaspora sebagai salah satu motor penggerak utamanya. Sebagian besar masyarakatnya dikenal sebagai perantau yang sukses mendirikan dan mengelola usaha Warung Tegal (Warteg) di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung. Fenomena ini tidak hanya mengangkat nama Tegal di kancah kuliner nasional, tetapi juga menjadi sumber pendapatan signifikan yang mengalir kembali ke desa, mendorong pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan.
Di dalam desa sendiri, topologi wilayah yang diklasifikasikan sebagai kawasan perindustrian dan jasa tercermin dari beragamnya aktivitas UMKM. Salah satu produk lokal yang menjadi ciri khas dan potensi unggulan ialah "Krupuk Tutup Cepon". Produk ini merupakan camilan tradisional yang diproduksi oleh warga setempat dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai oleh-oleh khas dari Kedungsukun.
Selain itu, sektor jasa dan perdagangan skala kecil juga turut mewarnai denyut ekonomi desa. Keberadaan warung-warung kelontong, bengkel, dan aneka jasa lainnya memenuhi kebutuhan sehari-hari warga sekaligus membuka lapangan kerja lokal. Pemerintah desa terus didorong untuk memetakan dan mengembangkan potensi ekonomi lokal ini, terutama melalui pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran dan manajemen usaha yang lebih modern.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Kedungsukun memegang teguh nilai-nilai sosial dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu kearifan lokal yang masih lestari hingga kini yakni tradisi "Kliwonan". Kegiatan ini berupa ziarah atau napak tilas ke makam tokoh-tokoh ulama setempat, yaitu Syeikh Abdurokhman dan Syeikh Abdurohim, yang dihormati sebagai penyebar ajaran Islam di wilayah tersebut. Tradisi ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga berfungsi sebagai perekat sosial dan pengingat akan sejarah serta jasa para leluhur.
Kehidupan beragama yang rukun dan dinamis menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga. Semangat gotong royong dan kebersamaan masih terasa kental, terutama dalam kegiatan-kegiatan komunal seperti kerja bakti dan perayaan hari besar keagamaan maupun nasional. Sarana transportasi tradisional seperti dokar (delman) yang masih sesekali terlihat di jalanan desa menambah nuansa khas pedesaan di tengah modernisasi yang terus berjalan. Keberadaannya menawarkan alternatif transportasi untuk berkeliling desa atau menuju pusat kecamatan dengan tarif yang terjangkau.
Dengan posisinya yang strategis, semangat kewirausahaan warganya yang mendunia, serta tradisi lokal yang terus dijaga, Desa Kedungsukun memiliki fondasi yang kuat untuk terus maju dan berkembang sebagai salah satu desa percontohan di Kabupaten Tegal.